IMPLEMENTASI
PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(Study
kasus pada RA Masyithoh Mojosari, Wonolelo, Pleret, Kabupaten Bantul)
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila
Doden
pengampu:
Dr.
Erni Munastiwi, M.Pd.
Disusun
oleh :
Dian
Lestari (15430079)
Kelas:
PGRA/1/ C
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU RAUDLATUL ATHFAL
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2015/2016
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
melaksanakan observasi dan menulis laporan hasil observasi tepat pada waktunya.
Laporan ini merupakan hasil pengamatan langsung penulis di RA Masyithoh
Mojosari, Wonolelo, Pleret, Bantul, Yogyakarta.
Tersusunnya laporan ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Ibu Gadis selaku Kepala sekolah RA Masyithoh Mojosari yang telah memberikan izin untuk observasi
2.
Ibu
Nunung selaku guru kelas RA A1 yang sudah membantu.
3.
Ibu
Nurul selaku guru kelas RA A2 yang sudah membantu.
4.
Ibu
Ima selaku guru kelas RA B1 yang sudah
membantu.
5.
Semua
pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan laporan ini penulis
berusaha seoptimal mungkin demi sempurnanya laporan, namun penulis menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang
diberikan kepada penulis. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan.Semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
penulis sendiri dan orang lain pada masa-masa yang akan datang.
Yogyakarta, 12 Desember 2015
Penulis
PENDAHULUAN
Penanaman nilai pancasila adalah suatu hal yang sangat
penting dalam dunia pendidikan, sehingga perlu mendapat tempat pertama di semua
jenjang pendidikan. Salah satu pendidikan yang sangat penting yaitu pendidikan
anak usia dini, dimana pendidikan anak usia dini itulah yang akan menjadi
pondasi dasar bagi pendidikan anak selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang akan
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas).
Dalam praktiknya hendaknya penanaman pendidikan pancasila di
pendidikan anak usia dini harus ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan
visi pembangunan nasional.
Pendidikan nilai dalam pendidikan
Pancasila dalam pandangan Lickona (1992).
Pancasila merupakan satu kesatuan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sebagaimana yang terkandung dalam lima silanya. Nilai-nilai yang terkristal dari agama dan budaya bangsa tersebut meruapkan satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan.
Aplikasi Pancasila dalam kehidupan Pancasila menjadi acuan dalam setiap kehidupan manusia.
Pancasila merupakan satu kesatuan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sebagaimana yang terkandung dalam lima silanya. Nilai-nilai yang terkristal dari agama dan budaya bangsa tersebut meruapkan satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan.
Aplikasi Pancasila dalam kehidupan Pancasila menjadi acuan dalam setiap kehidupan manusia.
Dalam dunia pendidikan anak usia
dini implementasi nilai pancasila hendaknya dapat mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban anak bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhalak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab
(Undang- undang RI Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional- UUSPN).
Makalah
ini merupakan hasil observasi secara langsung implementasi nilai-nilai
Pancasila pada tingkat satuan pendidikan anak usia dini.
1. Apakah
implementasi penananman nilai pancasila di RA Masythoh Mojosari sudah sesuai
RKH ?
2. Bagaimana
proses implementasi penananman nilai pancasila di luar kelas ( outdoor ) ?
3. Metode
seperti apa yang digunakan untuk mengajarkan implementasi nilai pancasila pada
peserta didik RA Masyithoh ?
4. Bagaimana
cara mengajarkan metode nilai yang berkaitan dengan implementasi nilai
pancasila di RA Masyithoh Mojosari ?
5. Apakah
ada media yang menunjang pembelajaran implementasi penanaman pancasila di RA
Masyithoh Mojosari ?
6. Bagaimana
implementasi nilai pancasila dari setiap silanya ?
7. Bagaimana
cara menyampaikan aturan atau norma di RA Masyithoh Mojosari ?
8. Apakah
ada kendala yang di temui saat penanaman nilai pancasila di RA Masyithoh
Mojosari?
9. Apakah
dalam kegiatan ekstrakulikuler RA Masyithoh Mojosari terdapat pembelajaran
implementasi nilai pancasila ?
10. Sejauh
mana keterlibatan guru RA Masyithoh dalam mengajarkan implementasi nilai
pancasila ?
11. Adakah
koordinasi antara guru dengan orangtua wali
dalam menanamkan nilai pancasila pada murid RA Masyithoh Mojosari ?
12. Bagaimana
evaluasi pemelajaran imlementasi penanaman pancasila di RA Masyithoh Mojosari ?
1. Mengetahui
implementasi penananman nilai pancasila di RA Masythoh Mojosari sudah sesuai
RKH atau belum.
2. Mengetahui
proses implementasi penananman nilai pancasila di luar kelas ( outdoor ).
3. Mengetahui
metode yang digunakan untuk mengajarkan implementasi nilai pancasila pada
peserta didik RA Masyithoh.
4. Mengetahui
cara mengajarkan metode nilai yang berkaitan dengan implementasi nilai
pancasila di RA Masyithoh Mojosari.
5. Mengetahui
media yang menunjang pembelajaran implementasi penanaman pancasila di RA
Masyithoh Mojosari.
6. Mengetahui
implementasi nilai pancasila dari setiap silanya.
7. Mengetahui
cara menyampaikan aturan atau norma di RA Masyithoh Mojosari.
8. Mengetahui
kendala yang di temui saat penanaman
nilai pancasila di RA Masyithoh Mojosari.
9. Mengetahui
kegiatan ekstrakulikuler RA Masyithoh Mojosari terdapat pembelajaran
implementasi nilai pancasila .
10. Mengetahui
keterlibatan guru RA Masyithoh dalam mengajarkan implementasi nilai pancasila.
11. Mengetahui
koordinasi antara guru dengan orangtua
wali dalam menanamkan nilai pancasila
pada murid RA Masyithoh Mojosari.
12. Mengetahui
evaluasi pemelajaran imlementasi penanaman pancasila di RA Masyithoh Mojosari.
ISI
Di
awal tahun pembelajaran, RA Masyithoh Mojosari selalu menyusun RKH ( Rancangan
Kegiatan Harian ) yang dijadikan acuan proses pemelajaran. Di setiap subyek
pelajaran sudah terperinci secara lengkap di dalam RKH. Termasuk juga
implementasi penanaman nilai pancasila sudah ada dan terperinci di dalam RKH
tersebut.
Mengenai
pembelajaran implementasi nilai pancasila pada tingkat satuan pendidikan anak
usia dini, RA Masyithoh Mojosari mengembangkannya ke dalam suatu tema
pembelajaran sehingga lebih terfokus. Dapat dilihat dalam RKH rencana
pembelajaran implementasi pancasila dimasukan kedalam TEMA NEGARAKU untuk
membahas pancasila secara fokus dalam menanamkan cinta tanah air.
Dalam
RKH tertulis bahwa penanaman pancasila di wujudkan dengan kegiatan upacara
bendera setiap hari senin. Dimana saat anak-anak datang kemudian mereka
bersalaman kepada guru, dan baris di depan kelas, kemudian melakukan upacara
bendera. Dalam proses upacara anak-ank diajarkan untuk nenyanyikan lagu
nasional yang sudah mereka pelajari secara teori di dalam kelas.
Dalam
menunjang materi pembelajaran anak, RA Masyithoh Mojosari melakukan banyak program diantaranya
pelajaran dalam kelas ( indoor) dan
pelajaran di luar kelas ( outdoor ).
Kegiatan belajar dalam kelas dilakukan dangan teori subjek pelajaran maupun
pratik langsung serta tanya jawab. Sedangkan untuk aktivitas pelajaran diluar
kelas biasa dilakukan dengan berbagai cara diantaranya interaksi secara
langsung di luar kelas dengan mengamati kondisi alam sekitar.
Seperti
kegiatan outdoor beberapa waktu lalu,
dengan TEMA BINATANG guru mengajak semua murid untuk melakukan kunjungan di
kandang kelompok yang ada di lingkungan RA Masyithoh Mojosari. Disini murid
dapat belajar dan mengamati secara langsung bagaimana kondisi yang ada dalam
kandang kelompok tersebut.
Kaitannya
dengan pembelajaran implikasi penanaman nilai pancasila, RA Masyithoh Mojosari
memiliki program berkunjung ke Musieum. Hal ini didasari untuk memupuk jiwa
nasionalisme serta nengenalkan anak-anak tentang kepancasilaan. Walaupun dalam
realita program tersebut belum bisa terlaksana karena ada teknis dan kondisi yang belum berjalan secara beriringan.
Tetapi rencananya program tersebut akan segera dilaksanakan untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar pancasila pada RA Masyithoh Mojosari. Dan masih
banyak lagi progam yang akan dilaksanakan RA Masyithoh Mojosari untuk
melengkapi metode belajar mengajar.
Banyak
metode yang dapat di gunakan untuk menyampaikan nilai-nilai pancasila kepada
pesrta didik. Salah satunya RA Masyithoh Mojosari menggunakan metode fleksibel,
dimana guru menerapkan metode tanya jawab, demonstrasi serta praktik langsung
kepada peserta didik.
Untuk
metode tanya jawab, guru memberikan pertanyaan seputar pendidikan pancasila
secara sederhana dan peran murid disini harus bisa berpartisipasi dalam
menjawab pertanyaan dari guru. Dalam metode demostrasi guru secara langsung
mempraktikkan didepan kelas melalui media gambar atau semacamnya. Sedangkan
untuk metode praktik langsung, setiap siswa memperagakan langsug di depan
kelas, sebagai contoh dalam penanaman nilai panacasila, siswa menyanyikan
lagu-lau nasional dan lagu daerah didepan kelas.
·
Watak : kejujuran, keserderhanaan
Implementasi
nilai kejujuran diwujudkan lewat model, yaitu model keteladanan dimana guru membiasakan
dan menerapkan anak-anak untuk bersikap jujur dalam perkataaan maupun
perbuatan.
·
Kerukunan : sosial , persahabatan
Implementasi
nilai sosial dan pesahabatan diwujudkan dengan saling menghargai, dan
menyayangi. Selain itu contoh yang sangat nyata ketika ada seorang anak yang
tidak membawa alat tulis maka teman yang
lain meminjamkan alat tulisnya kepada anak tersebut. Persahabatan dan sosial
juga diwujudkan dengan saling berbagi makanan antar teman.
·
Intelektual : kecerdasan, teliti
Implementasi
intelektual dilaksanakan dengan pemberian tugas, jika seorang anak mengerjakan
dengan benar, maka dinilai benar dan dipacu motivasinya untuk selalu rajin dan
bersamaan. Jika tugas yang diberi masih salah, di beri nilai salah, dan di
perbaiki serta diberi motivasi untuk selalu semangat untuk bisa lebih baik.
·
Estetis : keindahan
Implementasi
estelis diwujudkan dengan berpakaian. Sragam yang dipakai harusbersih dan rapi.
Cara berkerudung bagi anak perempuan
harus rapi dan bagi anak laki-laki laki harus berpeci. Aturan yang lain juga
harus bersepatu, tidak boleh memakai sandal. Nilai ini sangat penting untuk
bekal peserta didik saat ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Agar menjadi kebiasaan yang sudah tertanam secara dini.
Intinya
pada RA Masyithoh Mojosari menganjurkan untuk arah baik. Yang paling sederhana
perihal kebersihan, setiap siswa harus membuang sampah pada tempatnya.
Kebersihan juga menjadi tanggung jawab bersama.
Media
implementasi pancasila, di RA Masyithoh Mojosari diantaranya adalah gambar
pancasila, gambar tokoh-tokoh pahlawan, gambar presiden dan wakil presiden
Republik Indonesia. Media ini dirasa paling efektif untuk menyampaikan
penanaman nilai pancasila di RA Masyithoh Mojosari.
·
Sila 1 : Ketuhanan
Diketahui
bahwa segala sesuatu yang sesuatu yang berkaitan dengan penyelengaraan dan
pelaksanaan negara baik moral negara, moral penyelenggaraan negara, politik
negara, pemerintahan negara, hukum da peraturan perundang undangan negara,
kebebasan hak asasi warga negara harus menjiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa.[1]
Dengan
payung Ketuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia memiliki satu asas yang
berpegang teguh yaitu bebas untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama
masing masing. Oleh kaena itu, dalam masyarakat pancasila dengan sendirinya
agama dijamin berkembang dan tumbuh dan konsekuensinya diwajibkan adanya
toleransi beragama.[2]
Implementasi
nilai Ketuhanan adalah dengan praktik sholat dan berdoa sebelum atau sesudah
melakukan suatu kegiatan. Dalam praktik sholat, terlebih dahulu guru mengajakan
teori sholat didalam kelas, kemudian praktik bacaan sholaat di dalam kelas,
baru praktik gerakan shalat dimasjid. Selain doa dan sholat, ada hafalan doa
sehari-hari, asamaul husna, dan hadis-hadis nabi secara sederhana yang juga
diajarkan di RA Masyithoh Mojosari.
·
Sila 2 : Kemanusiaan
Dalam
sila ini sebagai dasar fundamental dalam kehidupan bernegara, berbangsa, dan
bermasyarakat. Dalam sila ini terkandung nilai-nilai bahwa negara harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab.[3]
Manusia
ditempatkan sesuai dengan hakikatnya. Hal ini berarti manusia mempunyai derajat
yang sama di hadapan hukum. Sesuai dengan hal itu, hak kebebasan dan
kemerdekaan di junjung tinggi.[4]
Disila
ini diwujudkan dengan sikap saling membantu, saling berbagi, saling
memperhatikan dan saling menyayangi.
·
Sila 3 : Persatuan
Sila
persatuan didasari dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
yang adil dan beradab serta dijiwai oleh sila Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan pewakilan dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia.Dalam nilai persatuan terkandung bahwa negara adalah
sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai sebagai
makhluk individu dan sosial.[5]
Makna
persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak pecah. Jika
persatuan indonesia dikaitkan dengan modern ini disebut nasionalisme.
Nasionalisme adalah perasaan satu
sebagai satu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Oleh
karena rasa satu yang kemudian kuatnya, maka dari padanya timbul rasa cinta
tanah air.[6]
Nilai
persatuan diwujudkan denga kerja kelompok. Kerja kelompok melatih peserta didik
untuk kerjasama, memupuk persatuan, kebersamaan dan menanamkan pemahaman bahwa
sesuatu yang dikerjakan bersama hasilnya akan jauh lebih baik, pekerjaan yang
sulit akan jauh lebih mudah dan pekerjaan juga dapat selesai lebih cepat.
·
Sila 4 : Kerakyatan
Dalam
sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
pewakilan terkandung demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam
hidup negara.[7]
Hakikat
sila ini adalah demorasi. Demokrasi dalam arti umum, yaitu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.[8]
Nilai
kerakyatan dalam pembelajaran dapat dilihat dari metode tanya jawab,
berdiskusi, agar anak dapat berfikir logis. Implementasi yang berkaitan dengan
orang tua, di RA Masyithoh Mojosari memiliki suatu lemabaga yang komponennya
berasal dari orang tua wali yang diberi nama P.O.T ( Pengurus Orang Tua).
Disini peran orang tua sebagai sentral yang mengurus kegiatan di RA tersebut,
mulai dari tutup tahun ajaran, piknik, bahkan lomba. Peran guru hanya sebagai
penyampai usulan pada saat rapat wali yang dilakukan secara fleksibel.
Implementasi
pada anak diwujudkan lewat berdiskusi tentang berbagai kegiatan. Kemudian jika
guru menemukan masalah pada seorang anak, semua guru terlibat secara langung
menyampaikan kepada orang tua wali pada waktu yang fleksibel.
·
Sila 5 : Keadilan
Dalam
sila ke lima terkandung nilai-nilai yang dalam tujuan negarasebagai tujuan
dalam hidup bersama. Maka di dalam sila tersebut terkandung nilai keadiln yang
harus terwujud dalam kehidupan sosial.[9]
Salah
satu pikiran yang dipahami dalam sila ini adalah, kemakmuran yang merata bagi
seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.[10]
Implementasinya
adalah lewat teori kepada anak dan praktik langsung yang dilakukan oleh guru
sebagai orang tua kedua. Peserta didik diajarkan untuk berteman dengan teman
sebayanya tanpa harus membeda-bedakan
dari segi SARA maupun latar belakang sosial dan ekonomi. Guru juga tidak
bersikap membeda-bedakan antara anak satu dengan anak yang lainnya. Di dalam
pembelajaran pun guru tidak membeda-bedakan anak, contohnya pada eksrakulikuler
semua anak harus terlibat didalamnya. Tidak ada diskriminansi di RA Masyithoh
Mojosari.
Aturan
dan norma disampaikan pada awal tahun ajaran. Aturan dan norma RA Masyithoh
antara lain:
·
Dilarang masuk kedalam kantor kepala
sekolah, saat ada tamu.
·
Memberi salam, sapa dan senyum ketika
ada tamu.
·
Tidak boleh makan dikelas.
·
Harus bersepatu.
·
Mendoakan guru saat akan keluar dari
kelas untuk pulang.( doa keselamatan dunia akhirat). Hal ini yang menjadi
kelebihan RA Masyithoh dari RA yang
lain.
Dalam
setiap pejaran pasti banyak kendala yang ditemui. Termasuk implementasi
pancasila. Disini peran guru dan orang tua wali harus beriringan sejalan. Guru
dan orang tua berperan aktif memberi motivasi kepada anak.
Kegiatan
ekstrakulikuler juga tidak terlepas dari nilai pancasila. Ekstrakulikuler RA
Masyithoh antara lain:
·
Drum
Band mengajarkan lagu-lagu nasional dan daerah sebagi wujud cinta tanah
air sesuai dengan pancasila
·
Tari mengajarkan cinta budaya Indonesia
dan cinta budaya Pancasila
·
Lukis mengajarkan cinta alam Indonesia
lewat gambar dan kanfas.
·
Baca sebagai modal anak ketika ingin melanjutkan
ke pendidikan lebih tinggi
Guru
sebagai orang tua kedua disekolah tentunya memiliki keterlibatan dan adil yang sangat besar dalam penanaman pancasila
di segala aspek kehidupan. Karena peran guru disini merupakan suri teladan bagi
anak didiknya.
Tingkat
kecerdasan dan proses anak dalam belajar tentunya berbeda-beda. Sama halnya
dengan itu masalah atau kendala belajar pada setiap anak pasti juga berbeda.
Dalam hal ini, jika ada masalah pada anak baik secara pelajaran maupun perilaku
harus ada koordinasi antar guru dan orang tua wali. Agar masalah dapat dicari
jalan keluar dan pemecahannya. Selain itu lingkungan juga harus mendukung. Jadi
keterkaitan uru, orang tua, dan lingkungan harus berperan serta dalam membentuk
pribadi, perilaku, dan intelektual anak. Bila salah satu dari tiga komponen
tersebut lepas maka bisa terjadi sesuatu yang buruk terhadap perkembangan anak.
Evaluasi
nilai pancasila dinilai pada proses baik itu belajar mengajar maupun praktik
lapangan. Jadi dalam pembelajaran implementasi penanaman nilai pancasila di RA
Masyithoh Mojosari selalu beriringan dengan proses belajar mengajar.
BAB III
PENUTUP
1. Implementasi
penanaman pancasila pada satuan anak pendidikan usia dini sangat penting karena
merupakan langkah awal penanaman moral, perilaku dan budaya sesuai pancasila
pada generasi penerus bangsa. Penanaman pancasila dari anak usia dini juga
menjadi pondasi terwujudnya manusia bermoral, berkarakter dan berbudaya sesuai
pancasila,
2. Perencanaan
implementasi pancasila di RA Masyithoh Mojosari terperinci dalam RKH yang
disusun diawal tahun ajaran untuk menunjang proses pembelajaran.
3. Proses
pembelajaran implementasi nilai pancasila di RA Masyithoh Mojosari menggunakan
metode yang sangat efektif , sehingga dapat diterima pemahaman pada anak didik.
4. Setiap
peserta didik selalu ditanamkan nilai yang ada pada pancasila diantaranya nilai
watak ( kejujuran) , kerukunan ( sosial ), intelektual ( kecerdasan ), serta estetis
( keindahan ) yang bertujuan untuk mengarahkan anak didik kearah yang baik dan
berkarakter.
5. Penanaman
nilai pancasila dalam setiap silanya dilakukaan secara flesibel dan
implementasikan secara teori di kelas maupun praktik langsung di lingkungan
sekitar. Sehingga peserta didik mampu mengamalkan nilai pancasila dari sila pertama sampai yang ke lima dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Kendala
yang ditemui pada pemebelajaran pancasila masih ditemui baik dari segi
pesertadidik, media maupun dari praktiknya. Namun, peran guru dan orang tua
wali menjadi fudamental sebagai pemberi motivasi bagi anak.
7. Keterlibatan
guru sangat besar dalam implementasi penanaman pancasila.
8. Kelebihan
dari RA Masyithoh Mojosari dapat dilihat dari implementasi pancasila sila
pertama yaitu murid mendoakan guru saat hendak pulang. Dan hal ini baru
dilakukan oleh RA Masyithoh Mojosari.
9. Pada
evaluasi penananaman pancasila berrjalan dengan proses implementasi, bukan pada
akhir tahun ajaran. Jadi disetiapa masalah anak didik yang ditemui langsung
disampaikan oleh semua guru kepada orang tua wali. Sehingga masalah tersebut
dapat dipecahkan secara fleksibel dan baik
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan.2010.Pendidikan
Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.
Rukyati.2013.Pendidikan
Pancasila.Yogyakarta:UNY Press.
Gambar
ruang pembelajaran dan halaman RA Masyitoh Mojosari.
Gambar
proses belajar mengajar RA Masyithoh Mojosari
Gambar
RKH RA Masyithoh Mojosari.
[1]
Kaelan, Pendidikan Pancasila,Paradigma,Yogyakarta,2010,hlm.79.
[2]
Rukyati,Pendidikan Pancasila, Uny
Press, Yogyakarta, 2013,hlm.58-59.
[3]
Kaelan, Pendidikan Pancasila,Paradigma,Yogyakarta,2010,hlm.80.
[4]
Rukyati,Pendidikan Pancasila, Uny
Press, Yogyakarta, 2013,hlm.60.
[5]
Kaelan,op.cit.hlm.81.
[6]
Ibid.,hlm.61.
[7]
Kaelan, Pendidikan Pancasila,Paradigma,Yogyakarta,2010,hlm.82.
[8]
Rukyati,Pendidikan Pancasila, Uny
Press, Yogyakarta, 2013,hlm.62.
[9]
Kaelan,op.cit.hlm.83.
[10]
Ibid.,hlm.63.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar