Kamis, 19 Mei 2016

PENANAMAN PANCASILA DI PAUD

IMPLEMENTASI PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(Study kasus pada RA Masyithoh Mojosari, Wonolelo, Pleret, Kabupaten Bantul)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila
Doden pengampu:
Dr. Erni Munastiwi, M.Pd.














Disusun oleh :
Dian Lestari (15430079)
Kelas: PGRA/1/ C

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU RAUDLATUL ATHFAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2015/2016





Puji syukur kehadirat  Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan observasi dan menulis laporan hasil observasi tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan hasil pengamatan langsung penulis di RA Masyithoh Mojosari, Wonolelo, Pleret, Bantul, Yogyakarta.
            Tersusunnya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1.       Ibu Gadis  selaku Kepala sekolah RA Masyithoh Mojosari  yang telah memberikan izin untuk observasi
2.      Ibu Nunung selaku guru kelas RA A1 yang sudah membantu.
3.      Ibu Nurul selaku guru kelas RA A2 yang sudah membantu.
4.      Ibu Ima selaku guru kelas  RA B1 yang sudah membantu.
5.      Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
            Dalam penyusunan laporan ini penulis berusaha seoptimal mungkin demi sempurnanya laporan, namun penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
            Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang diberikan kepada penulis. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.Semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri dan orang lain pada masa-masa yang akan datang.

                                                                                   Yogyakarta, 12  Desember 2015

                                                                                                                          
Penulis








PENDAHULUAN
Penanaman nilai pancasila adalah suatu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan, sehingga perlu mendapat tempat pertama di semua jenjang pendidikan. Salah satu pendidikan yang sangat penting yaitu pendidikan anak usia dini, dimana pendidikan anak usia dini itulah yang akan menjadi pondasi dasar bagi pendidikan anak selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang akan dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Dalam praktiknya hendaknya penanaman pendidikan pancasila di pendidikan anak usia dini harus ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional.
Pendidikan nilai dalam pendidikan Pancasila dalam pandangan Lickona (1992).
Pancasila merupakan satu kesatuan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sebagaimana yang terkandung dalam lima silanya. Nilai-nilai yang terkristal dari agama dan budaya bangsa tersebut meruapkan satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan.
Aplikasi Pancasila dalam kehidupan Pancasila menjadi acuan dalam setiap kehidupan manusia.
            Dalam dunia pendidikan anak usia dini implementasi nilai pancasila hendaknya dapat mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban anak  bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhalak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Undang- undang RI Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional- UUSPN).
            Makalah ini merupakan hasil observasi secara langsung implementasi nilai-nilai Pancasila pada tingkat satuan pendidikan anak usia dini.

1.      Apakah implementasi penananman nilai pancasila di RA Masythoh Mojosari sudah sesuai RKH ?
2.      Bagaimana proses implementasi penananman nilai pancasila di luar kelas ( outdoor ) ?
3.      Metode seperti apa yang digunakan untuk mengajarkan implementasi nilai pancasila pada peserta didik RA Masyithoh ?
4.      Bagaimana cara mengajarkan metode nilai yang berkaitan dengan implementasi nilai pancasila di  RA Masyithoh Mojosari ?
5.      Apakah ada media yang menunjang pembelajaran implementasi penanaman pancasila di RA Masyithoh Mojosari ?
6.      Bagaimana implementasi nilai pancasila dari setiap silanya ?
7.      Bagaimana cara menyampaikan aturan atau norma di RA Masyithoh Mojosari ?
8.      Apakah ada kendala yang di temui saat penanaman nilai pancasila di RA Masyithoh Mojosari?
9.      Apakah dalam kegiatan ekstrakulikuler RA Masyithoh Mojosari terdapat pembelajaran implementasi nilai pancasila ?
10.  Sejauh mana keterlibatan guru RA Masyithoh dalam mengajarkan implementasi nilai pancasila ?
11.  Adakah koordinasi antara guru dengan orangtua wali  dalam menanamkan nilai pancasila pada murid RA Masyithoh Mojosari ?
12.  Bagaimana evaluasi pemelajaran imlementasi penanaman pancasila di RA Masyithoh Mojosari ?



1.      Mengetahui implementasi penananman nilai pancasila di RA Masythoh Mojosari sudah sesuai RKH atau belum.
2.      Mengetahui proses implementasi penananman nilai pancasila di luar kelas ( outdoor ).
3.      Mengetahui metode yang digunakan untuk mengajarkan implementasi nilai pancasila pada peserta didik RA Masyithoh.
4.      Mengetahui cara mengajarkan metode nilai yang berkaitan dengan implementasi nilai pancasila di  RA Masyithoh Mojosari.
5.      Mengetahui media yang menunjang pembelajaran implementasi penanaman pancasila di RA Masyithoh Mojosari.
6.      Mengetahui implementasi nilai pancasila dari setiap silanya.
7.      Mengetahui cara menyampaikan aturan atau norma di RA Masyithoh Mojosari.
8.      Mengetahui  kendala yang di temui saat penanaman nilai pancasila di RA Masyithoh Mojosari.
9.      Mengetahui kegiatan ekstrakulikuler RA Masyithoh Mojosari terdapat pembelajaran implementasi nilai pancasila .
10.  Mengetahui keterlibatan guru RA Masyithoh dalam mengajarkan implementasi nilai pancasila.
11.  Mengetahui  koordinasi antara guru dengan orangtua wali  dalam menanamkan nilai pancasila pada murid RA Masyithoh Mojosari.
12.  Mengetahui evaluasi pemelajaran imlementasi penanaman pancasila di RA Masyithoh Mojosari.



ISI
            Di awal tahun pembelajaran, RA Masyithoh Mojosari selalu menyusun RKH ( Rancangan Kegiatan Harian ) yang dijadikan acuan proses pemelajaran. Di setiap subyek pelajaran sudah terperinci secara lengkap di dalam RKH. Termasuk juga implementasi penanaman nilai pancasila sudah ada dan terperinci di dalam RKH tersebut.
            Mengenai pembelajaran implementasi nilai pancasila pada tingkat satuan pendidikan anak usia dini, RA Masyithoh Mojosari mengembangkannya ke dalam suatu tema pembelajaran sehingga lebih terfokus. Dapat dilihat dalam RKH rencana pembelajaran implementasi pancasila dimasukan kedalam TEMA NEGARAKU untuk membahas pancasila secara fokus dalam menanamkan cinta tanah air.
            Dalam RKH tertulis bahwa penanaman pancasila di wujudkan dengan kegiatan upacara bendera setiap hari senin. Dimana saat anak-anak datang kemudian mereka bersalaman kepada guru, dan baris di depan kelas, kemudian melakukan upacara bendera. Dalam proses upacara anak-ank diajarkan untuk nenyanyikan lagu nasional yang sudah mereka pelajari secara teori di dalam kelas.
            Dalam menunjang materi pembelajaran anak, RA Masyithoh Mojosari  melakukan banyak program diantaranya pelajaran dalam kelas ( indoor) dan pelajaran di luar kelas ( outdoor ). Kegiatan belajar dalam kelas dilakukan dangan teori subjek pelajaran maupun pratik langsung serta tanya jawab. Sedangkan untuk aktivitas pelajaran diluar kelas biasa dilakukan dengan berbagai cara diantaranya interaksi secara langsung di luar kelas dengan mengamati kondisi alam sekitar.
            Seperti kegiatan outdoor beberapa waktu lalu, dengan TEMA BINATANG guru mengajak semua murid untuk melakukan kunjungan di kandang kelompok yang ada di lingkungan RA Masyithoh Mojosari. Disini murid dapat belajar dan mengamati secara langsung bagaimana kondisi yang ada dalam kandang kelompok tersebut.
            Kaitannya dengan pembelajaran implikasi penanaman nilai pancasila, RA Masyithoh Mojosari memiliki program berkunjung ke Musieum. Hal ini didasari untuk memupuk jiwa nasionalisme serta nengenalkan anak-anak tentang kepancasilaan. Walaupun dalam realita program tersebut belum bisa terlaksana karena ada teknis dan  kondisi yang belum berjalan secara beriringan. Tetapi rencananya program tersebut akan segera dilaksanakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar pancasila pada RA Masyithoh Mojosari. Dan masih banyak lagi progam yang akan dilaksanakan RA Masyithoh Mojosari untuk melengkapi metode belajar mengajar.
            Banyak metode yang dapat di gunakan untuk menyampaikan nilai-nilai pancasila kepada pesrta didik. Salah satunya RA Masyithoh Mojosari menggunakan metode fleksibel, dimana guru menerapkan metode tanya jawab, demonstrasi serta praktik langsung kepada peserta didik.
            Untuk metode tanya jawab, guru memberikan pertanyaan seputar pendidikan pancasila secara sederhana dan peran murid disini harus bisa berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan dari guru. Dalam metode demostrasi guru secara langsung mempraktikkan didepan kelas melalui media gambar atau semacamnya. Sedangkan untuk metode praktik langsung, setiap siswa memperagakan langsug di depan kelas, sebagai contoh dalam penanaman nilai panacasila, siswa menyanyikan lagu-lau nasional dan lagu daerah didepan kelas.
·         Watak : kejujuran, keserderhanaan
            Implementasi nilai kejujuran diwujudkan lewat model, yaitu model keteladanan dimana guru membiasakan dan menerapkan anak-anak untuk bersikap jujur dalam perkataaan maupun perbuatan.
·         Kerukunan : sosial , persahabatan
            Implementasi nilai sosial dan pesahabatan diwujudkan dengan saling menghargai, dan menyayangi. Selain itu contoh yang sangat nyata ketika ada seorang anak yang tidak membawa alat tulis  maka teman yang lain meminjamkan alat tulisnya kepada anak tersebut. Persahabatan dan sosial juga diwujudkan dengan saling berbagi makanan antar teman.
·         Intelektual : kecerdasan, teliti
            Implementasi intelektual dilaksanakan dengan pemberian tugas, jika seorang anak mengerjakan dengan benar, maka dinilai benar dan dipacu motivasinya untuk selalu rajin dan bersamaan. Jika tugas yang diberi masih salah, di beri nilai salah, dan di perbaiki serta diberi motivasi untuk selalu semangat untuk bisa lebih baik.
·         Estetis : keindahan
            Implementasi estelis diwujudkan dengan berpakaian. Sragam yang dipakai harusbersih dan rapi. Cara berkerudung bagi anak  perempuan harus rapi dan bagi anak laki-laki laki harus berpeci. Aturan yang lain juga harus bersepatu, tidak boleh memakai sandal. Nilai ini sangat penting untuk bekal peserta didik saat ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Agar menjadi kebiasaan yang sudah tertanam secara dini.
            Intinya pada RA Masyithoh Mojosari menganjurkan untuk arah baik. Yang paling sederhana perihal kebersihan, setiap siswa harus membuang sampah pada tempatnya. Kebersihan juga menjadi tanggung jawab bersama.
            Media implementasi pancasila, di RA Masyithoh Mojosari diantaranya adalah gambar pancasila, gambar tokoh-tokoh pahlawan, gambar presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Media ini dirasa paling efektif untuk menyampaikan penanaman nilai pancasila di RA Masyithoh Mojosari.
·         Sila 1 : Ketuhanan
            Diketahui bahwa segala sesuatu yang sesuatu yang berkaitan dengan penyelengaraan dan pelaksanaan negara baik moral negara, moral penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum da peraturan perundang undangan negara, kebebasan hak asasi warga negara harus menjiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.[1]
            Dengan payung Ketuhanan Yang Maha Esa bangsa Indonesia memiliki satu asas yang berpegang teguh yaitu bebas untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama masing masing. Oleh kaena itu, dalam masyarakat pancasila dengan sendirinya agama dijamin berkembang dan tumbuh dan konsekuensinya diwajibkan adanya toleransi beragama.[2]
            Implementasi nilai Ketuhanan adalah dengan praktik sholat dan berdoa sebelum atau sesudah melakukan suatu kegiatan. Dalam praktik sholat, terlebih dahulu guru mengajakan teori sholat didalam kelas, kemudian praktik bacaan sholaat di dalam kelas, baru praktik gerakan shalat dimasjid. Selain doa dan sholat, ada hafalan doa sehari-hari, asamaul husna, dan hadis-hadis nabi secara sederhana yang juga diajarkan di RA Masyithoh Mojosari.
·         Sila 2 : Kemanusiaan
            Dalam sila ini sebagai dasar fundamental dalam kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Dalam sila ini terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab.[3]
            Manusia ditempatkan sesuai dengan hakikatnya. Hal ini berarti manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan hukum. Sesuai dengan hal itu, hak kebebasan dan kemerdekaan di junjung tinggi.[4]
            Disila ini diwujudkan dengan sikap saling membantu, saling berbagi, saling memperhatikan dan saling menyayangi.
·         Sila 3 : Persatuan
            Sila persatuan didasari dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab serta dijiwai oleh sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan pewakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.Dalam nilai persatuan terkandung bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai sebagai makhluk individu dan sosial.[5]
            Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak pecah. Jika persatuan indonesia dikaitkan dengan modern ini disebut nasionalisme. Nasionalisme  adalah perasaan satu sebagai satu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Oleh karena rasa satu yang kemudian kuatnya, maka dari padanya timbul rasa cinta tanah air.[6]
            Nilai persatuan diwujudkan denga kerja kelompok. Kerja kelompok melatih peserta didik untuk kerjasama, memupuk persatuan, kebersamaan dan menanamkan pemahaman bahwa sesuatu yang dikerjakan bersama hasilnya akan jauh lebih baik, pekerjaan yang sulit akan jauh lebih mudah dan pekerjaan juga dapat selesai lebih cepat.
·         Sila 4 : Kerakyatan
            Dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan pewakilan terkandung demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup negara.[7]
            Hakikat sila ini adalah demorasi. Demokrasi dalam arti umum, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.[8]
            Nilai kerakyatan dalam pembelajaran dapat dilihat dari metode tanya jawab, berdiskusi, agar anak dapat berfikir logis. Implementasi yang berkaitan dengan orang tua, di RA Masyithoh Mojosari memiliki suatu lemabaga yang komponennya berasal dari orang tua wali yang diberi nama P.O.T ( Pengurus Orang Tua). Disini peran orang tua sebagai sentral yang mengurus kegiatan di RA tersebut, mulai dari tutup tahun ajaran, piknik, bahkan lomba. Peran guru hanya sebagai penyampai usulan pada saat rapat wali yang dilakukan secara fleksibel.
            Implementasi pada anak diwujudkan lewat berdiskusi tentang berbagai kegiatan. Kemudian jika guru menemukan masalah pada seorang anak, semua guru terlibat secara langung menyampaikan kepada orang tua wali pada waktu yang fleksibel.
·         Sila 5 : Keadilan
            Dalam sila ke lima terkandung nilai-nilai yang dalam tujuan negarasebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka di dalam sila tersebut terkandung nilai keadiln yang harus terwujud dalam kehidupan sosial.[9]
            Salah satu pikiran yang dipahami dalam sila ini adalah, kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.[10]
            Implementasinya adalah lewat teori kepada anak dan praktik langsung yang dilakukan oleh guru sebagai orang tua kedua. Peserta didik diajarkan untuk berteman dengan teman sebayanya  tanpa harus membeda-bedakan dari segi SARA maupun latar belakang sosial dan ekonomi. Guru juga tidak bersikap membeda-bedakan antara anak satu dengan anak yang lainnya. Di dalam pembelajaran pun guru tidak membeda-bedakan anak, contohnya pada eksrakulikuler semua anak harus terlibat didalamnya. Tidak ada diskriminansi di RA Masyithoh Mojosari.
            Aturan dan norma disampaikan pada awal tahun ajaran. Aturan dan norma RA Masyithoh antara lain:
·         Dilarang masuk kedalam kantor kepala sekolah, saat ada tamu.
·         Memberi salam, sapa dan senyum ketika ada tamu.
·         Tidak boleh makan dikelas.
·         Harus bersepatu.
·         Mendoakan guru saat akan keluar dari kelas untuk pulang.( doa keselamatan dunia akhirat). Hal ini yang menjadi kelebihan RA Masyithoh  dari RA yang lain.
                Dalam setiap pejaran pasti banyak kendala yang ditemui. Termasuk implementasi pancasila. Disini peran guru dan orang tua wali harus beriringan sejalan. Guru dan orang tua berperan aktif memberi motivasi kepada anak.
                Kegiatan ekstrakulikuler juga tidak terlepas dari nilai pancasila. Ekstrakulikuler RA Masyithoh antara lain:
·         Drum  Band mengajarkan lagu-lagu nasional dan daerah sebagi wujud cinta tanah air sesuai dengan pancasila
·         Tari mengajarkan cinta budaya Indonesia dan cinta budaya Pancasila
·         Lukis mengajarkan cinta alam Indonesia lewat gambar dan kanfas.
·         Baca sebagai modal anak ketika ingin melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi
            Guru sebagai orang tua kedua disekolah tentunya memiliki keterlibatan dan adil  yang sangat besar dalam penanaman pancasila di segala aspek kehidupan. Karena peran guru disini merupakan suri teladan bagi anak didiknya.
            Tingkat kecerdasan dan proses anak dalam belajar tentunya berbeda-beda. Sama halnya dengan itu masalah atau kendala belajar pada setiap anak pasti juga berbeda. Dalam hal ini, jika ada masalah pada anak baik secara pelajaran maupun perilaku harus ada koordinasi antar guru dan orang tua wali. Agar masalah dapat dicari jalan keluar dan pemecahannya. Selain itu lingkungan juga harus mendukung. Jadi keterkaitan uru, orang tua, dan lingkungan harus berperan serta dalam membentuk pribadi, perilaku, dan intelektual anak. Bila salah satu dari tiga komponen tersebut lepas maka bisa terjadi sesuatu yang buruk terhadap perkembangan anak.
            Evaluasi nilai pancasila dinilai pada proses baik itu belajar mengajar maupun praktik lapangan. Jadi dalam pembelajaran implementasi penanaman nilai pancasila di RA Masyithoh Mojosari selalu beriringan dengan proses belajar mengajar.





 



BAB III
PENUTUP
1.      Implementasi penanaman pancasila pada satuan anak pendidikan usia dini sangat penting karena merupakan langkah awal penanaman moral, perilaku dan budaya sesuai pancasila pada generasi penerus bangsa. Penanaman pancasila dari anak usia dini juga menjadi pondasi terwujudnya manusia bermoral, berkarakter dan berbudaya sesuai pancasila,
2.      Perencanaan implementasi pancasila di RA Masyithoh Mojosari terperinci dalam RKH yang disusun diawal tahun ajaran untuk menunjang proses pembelajaran.
3.      Proses pembelajaran implementasi nilai pancasila di RA Masyithoh Mojosari menggunakan metode yang sangat efektif , sehingga dapat diterima pemahaman pada anak didik.
4.      Setiap peserta didik selalu ditanamkan nilai yang ada pada pancasila diantaranya nilai watak ( kejujuran) , kerukunan ( sosial ), intelektual ( kecerdasan ), serta estetis ( keindahan ) yang bertujuan untuk mengarahkan anak didik kearah yang baik dan berkarakter.
5.      Penanaman nilai pancasila dalam setiap silanya dilakukaan secara flesibel dan implementasikan secara teori di kelas maupun praktik langsung di lingkungan sekitar. Sehingga peserta didik mampu mengamalkan nilai pancasila  dari sila pertama sampai yang ke lima dalam kehidupan sehari-hari.
6.      Kendala yang ditemui pada pemebelajaran pancasila masih ditemui baik dari segi pesertadidik, media maupun dari praktiknya. Namun, peran guru dan orang tua wali menjadi fudamental sebagai pemberi motivasi bagi anak.
7.      Keterlibatan guru sangat besar dalam implementasi penanaman pancasila.
8.      Kelebihan dari RA Masyithoh Mojosari dapat dilihat dari implementasi pancasila sila pertama yaitu murid mendoakan guru saat hendak pulang. Dan hal ini baru dilakukan oleh RA Masyithoh Mojosari.
9.      Pada evaluasi penananaman pancasila berrjalan dengan proses implementasi, bukan pada akhir tahun ajaran. Jadi disetiapa masalah anak didik yang ditemui langsung disampaikan oleh semua guru kepada orang tua wali. Sehingga masalah tersebut dapat dipecahkan secara fleksibel dan baik










DAFTAR PUSTAKA
Kaelan.2010.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.
Rukyati.2013.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:UNY Press.
Gambar ruang pembelajaran dan halaman RA Masyitoh Mojosari.
                                        
   
                                    
                                       
                                         











Gambar proses belajar mengajar RA Masyithoh Mojosari
            


              

                  













Gambar RKH RA Masyithoh Mojosari.
       
    

              

                 





[1] Kaelan, Pendidikan Pancasila,Paradigma,Yogyakarta,2010,hlm.79.
[2] Rukyati,Pendidikan Pancasila, Uny Press, Yogyakarta, 2013,hlm.58-59.
[3] Kaelan, Pendidikan Pancasila,Paradigma,Yogyakarta,2010,hlm.80.
[4] Rukyati,Pendidikan Pancasila, Uny Press, Yogyakarta, 2013,hlm.60.
[5] Kaelan,op.cit.hlm.81.
[6] Ibid.,hlm.61.
[7] Kaelan, Pendidikan Pancasila,Paradigma,Yogyakarta,2010,hlm.82.
[8] Rukyati,Pendidikan Pancasila, Uny Press, Yogyakarta, 2013,hlm.62.
[9] Kaelan,op.cit.hlm.83.
[10] Ibid.,hlm.63.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar