Senin, 21 Maret 2016

Colo, Donotirto, Kretek, Bantul, DIY

Colo merupakan sebuah dusun yang terletak di desa Donotirto, Kretek, Bantul. Tepatnya sekitar 23 Km dari pusat Kota Yogyakarta. Dusun Colo dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 45 menit dengan sepeda motor. Dusun ini berada di sebelah timur Jalan Parangtritis Km. 22 Ngangkruk Sari menuju arah timur 2 Km.
Dusun Colo merupakan daerah yang memiliki luas wilayah 35 Hektoare, yang terdiri sari sawah, daratan, dan air. Jumlah penduduk di dusun ini terdiri dari 4 RT,160 KK, dan total penduduknya adalah 600 jiwa.
Sebagian besar penduduk berkerja sebagai petani. Karena seperti di ketahui bahwa di dusun ini masih banyak sawah atau ladang yang luas serta subur. Dusun Colo dikelilingi Sungai Opak. Dimana sungai Opak serta sungai Winongo merupakan media yang sangat penting untuk kegiatan irigasi bagi petani Dusun Colo. Di Sungai Opak selain digunakan irigasi oleh warga, sungai ini merupakan tempat yang menjadi primadona pemancingan ikan. Sudah banyak warga, khususnya warga Yogyakarta datang berdondong-bondong untuk memancing di Dusun Colo baik siang maupun malam. Jenis ikan yang banyak di temui di Sungai Opak antara lain Sogo, Melem, Sidat, Palung, Braskap, dll. Setiap bulan Agustus - Desember Sungai Opak rutin di dilintasi untuk kejuaraan lomba dayung daerah dan nasional. Tak ayal bayak wisatawan domestik datang untuk melihat.

Kamis, 17 Maret 2016

Tanggapi Kasus Korupsi, UKM Jama'ah Cinema Mahasiswa Luncurkan Film Ir. Soemarno
Dalam rangka menunjukan eksistensi dan kreatifitas nya, khusunya dalam film alternatif, UKM Jama'ah Cinema Mahasiswa (JCM) kembali meluncurkan sebuah film baru berjudul "Ir. Soemarno". Film tersebut di launching pada Rabu, 09 Maret 2016 di Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Tak hanya seremonial dan pemutaran film saja, namun acara juga di lanjut dengan diskusi bersama pakar Ilmu Hukum Hifdzil Alim, SH,. MH (Dosen Ilmu Hukum UIN Sunan kalijaga), aktifis anti Korupsi Fathor Rahman MD (Deklarator Gerakan Pemuda Melawan Korupsi "GPMK") dan sutradara film "Ir. Soemarno", Nailu Alvin Rahmatullah (Mahasiswa Fakultas Ushuluddin).

Rabu, 16 Maret 2016

Jejak Kaki Kecil


Sepuluh tahun....
 Bukan waktu yang singkat untuk Milan. Sepuluh tahun hilang tanpa warna, tanpa tawa. Semua kenangan tentang permainan, persahabatan, kebersamaan dan persaudaraan hilang tanpa bekas. Semua berawal dari kepergian Arsen, sahabat kecil Milan. Arsen pergi dari desa sejuk nan asri disebuah kabupaten di Jawa Tengah, untuk melanjutkan sekolahnya.
 Sepuluh tahun silam memang waktu yang sangat kelabu untuk Milan, Bagaimana tidak? Milan selalu sendiri dan terlihat murung ketika Arsen meninggalkannnya. Sepuluh tahun pula Milan harus menunggu teman kecilnya itu untuk segera kembali ke desa itu. Semuannya terasa lama dan melelahkan untuk Milan. Milan menunggu tanpa sebuah kepastian. Milan hanya bisa berharap setiap kali dia melihat langit dan gerimis hujan.
 Ya,,, gerimis hijan adalah saat dimana Milan lebih merasakan rindu kepada sahabatnya tersebut. Arsen sangat senang bermain hujan. Arsen selalu bilang pada Milan , bahwa hujan itu indah, kita bisa menari dibawahnya,menikmati setetes demi tetes air yang jatuh, dan merasa bahwa hujan telah memngajarkan kita tentang hidup, dimana ketika ada kesedian setelahnya akan ada kebagagiaan. Dimana setelah hujan akan selalu ada pelangi.
Bersambung...